Tajuk Mu – Pada Kamis (13/2), Sekretaris Negara Takhta Suci Vatikan, Pietro Parolin, menyampaikan pendapat yang tegas terkait situasi Palestina. Dalam sebuah pertemuan puncak antara Italia dan Takhta Suci, Parolin menekankan bahwa penduduk Palestina harus tetap berada di tanah mereka dan menolak setiap upaya deportasi paksa. Pernyataan ini diungkapkan dalam menanggapi pertanyaan wartawan, yang meminta pendapatnya mengenai rencana yang kontroversial dari Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.
Parolin menegaskan bahwa keputusan untuk memindahkan penduduk Palestina dari tanah mereka tidak bisa diterima, dan itu merupakan salah satu prinsip dasar Takhta Suci. Takhta Suci menolak tegas praktik deportasi terhadap penduduk Palestina, dan Parolin menambahkan bahwa deportasi seperti itu akan membawa dampak buruk, termasuk meningkatkan ketegangan di wilayah tersebut. Pernyataan ini juga merujuk pada kekhawatiran yang sebelumnya disuarakan oleh pihak Italia, yang juga menggarisbawahi bahwa tindakan tersebut bisa memperburuk situasi yang sudah tegang di kawasan itu.
Pernyataan ini sangat relevan dengan latar belakang rencana yang diajukan oleh Presiden Trump yang berencana untuk mengambil alih Jalur Gaza dan secara paksa memindahkan penduduk Palestina ke negara lain. Rencana tersebut mendapatkan kritik tajam dari berbagai pihak, termasuk dari Takhta Suci Vatikan, yang menilai bahwa langkah seperti itu hanya akan memperburuk ketegangan yang sudah ada.
Pada kesempatan yang sama, Parolin juga mengungkapkan pandangan Takhta Suci terkait masalah ini dengan lebih lanjut. Ia menekankan bahwa setiap langkah yang berpotensi memaksa orang untuk meninggalkan rumah mereka tidak dapat dibenarkan, dan bahwa hak setiap individu untuk tetap tinggal di tanah kelahiran mereka harus dihormati. Ia menegaskan, posisi Vatikan selalu mendukung penyelesaian konflik melalui dialog dan penghormatan terhadap hak-hak dasar manusia.
Rencana yang diusulkan oleh Trump tersebut telah memicu berbagai reaksi negatif di tingkat internasional. Selain Vatikan, banyak negara dan organisasi internasional yang juga mengkritik ide untuk memindahkan penduduk Palestina secara paksa, dengan alasan bahwa hal itu tidak hanya melanggar hak asasi manusia, tetapi juga akan meningkatkan ketegangan dan memperburuk situasi perdamaian di kawasan Timur Tengah. Rencana ini semakin menjadi sorotan karena berkaitan dengan masalah yang sangat sensitif dan sudah berlangsung selama bertahun-tahun.
Sebagai salah satu entitas dengan pengaruh besar dalam urusan internasional, Takhta Suci Vatikan terus berkomitmen untuk mendukung penyelesaian damai dalam konflik-konflik global, termasuk di Palestina. Vatikan menekankan bahwa untuk mencapai perdamaian yang berkelanjutan, setiap pihak harus terlibat dalam dialog yang konstruktif dan mencari solusi yang menghormati hak dan martabat setiap individu, tanpa adanya tindakan pemindahan paksa atau kekerasan.
Dalam kesimpulannya, Pietro Parolin mengungkapkan bahwa penduduk Palestina harus dihormati hak-haknya untuk tetap tinggal di tanah mereka. Takhta Suci akan terus menyuarakan pandangan ini dan mendesak semua pihak untuk menempuh jalur diplomasi yang lebih bijaksana dalam mencari solusi untuk konflik yang telah berlangsung lama ini.