Tajuk Mu – Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Sugiono, menegaskan bahwa penyelesaian perundingan Kesepakatan Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Chile (IC-CEPA) harus menjadi prioritas. Pernyataan ini disampaikan kepada Duta Besar Republik Chile untuk Indonesia, Mario Ignacio Artaza, dalam pertemuan yang berlangsung di Kantor Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI, Jakarta, pada Selasa (11/3).
Menurut keterangan resmi dari Kemlu RI yang diterima pada Rabu, dalam pertemuan tersebut keduanya menilai bahwa kesepakatan IC-CEPA sangat penting bagi kerja sama ekonomi, terutama dalam bidang investasi. Selain itu, dibahas pula perlunya peningkatan sinergi antara pelaku bisnis dari kedua negara agar kerja sama ekonomi dapat berjalan lebih optimal.
Dalam diskusi tersebut, Menlu RI juga menyoroti pentingnya penguatan kerja sama dalam sektor hilirisasi mineral kritis di Indonesia. Inisiatif ini sejalan dengan visi Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, yang menekankan hilirisasi sebagai strategi utama untuk meningkatkan nilai tambah komoditas dalam negeri.
Tidak hanya membahas aspek ekonomi dan perdagangan, kedua pejabat tersebut juga sepakat mengenai perlunya memperluas kerja sama bilateral dalam berbagai bidang lainnya. Beberapa aspek yang menjadi perhatian antara lain pengembangan program kota kembar (sister city), kerja sama dalam pelatihan angkatan laut, serta peningkatan interaksi masyarakat kedua negara guna mempererat hubungan budaya dan sosial.
Dubes Chile untuk Indonesia, Mario Ignacio Artaza, menyambut baik berbagai usulan kerja sama yang disampaikan dalam pertemuan tersebut. Ia berharap bahwa kolaborasi strategis antara Indonesia dan Chile dapat semakin diperkuat di masa mendatang. Selain itu, Artaza juga menegaskan bahwa Indonesia merupakan mitra yang sangat penting bagi Chile di kawasan Asia.
Dalam kesempatan yang sama, Dubes Chile juga menyatakan dukungannya terhadap Indonesia dalam proses aksesi ke Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) serta keikutsertaan dalam Perjanjian Komprehensif dan Progresif untuk Kemitraan Trans-Pasifik (CPTPP).
Dari sisi perdagangan, data yang dirilis oleh Kementerian Perdagangan menunjukkan bahwa nilai neraca perdagangan antara Indonesia dan Chile pada tahun 2023 mencapai 485,9 juta dolar AS. Dari jumlah tersebut, Indonesia mencatat surplus perdagangan bilateral sebesar 139,2 juta dolar AS.
Total ekspor Indonesia ke Chile pada tahun yang sama tercatat sebesar 312,6 juta dolar AS, sementara impor dari Chile mencapai 173,4 juta dolar AS. Beberapa produk utama yang diekspor Indonesia ke Chile meliputi mineral, tembaga, produk kimia, suku cadang otomotif, suku cadang elektronik, makanan, serta minyak kelapa sawit.
Melalui perundingan IC-CEPA yang diharapkan segera terselesaikan, kerja sama ekonomi antara Indonesia dan Chile diharapkan semakin erat, sehingga dapat memberikan manfaat bagi kedua negara dalam jangka panjang.