Meningkatkan Pemerataan Ekonomi Umat, Menkop Ajak Muslimat NU Perkuat Koperasi

Meningkatkan Pemerataan Ekonomi Umat, Menkop Ajak Muslimat NU Perkuat Koperasi

Tajuk Mu – Menteri Koperasi dan UKM (Menkop) Budi Arie Setiadi mengajak para kader Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) untuk berperan aktif dalam menciptakan pemerataan ekonomi umat melalui penguatan koperasi. Menurutnya, koperasi memiliki potensi besar dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terutama di sektor ekonomi berbasis keumatan.

Dalam sebuah pernyataan di Surabaya, Jumat, ia menyampaikan keyakinannya bahwa peluang untuk memajukan koperasi, khususnya yang berada di bawah naungan Muslimat NU, semakin terbuka lebar. Selain itu, hal tersebut juga sejalan dengan target yang ingin dicapai oleh pemerintah.

Menkop menjelaskan bahwa penguatan dan pengembangan koperasi diarahkan untuk mendukung Asta Cita, yang merupakan visi pembangunan nasional. Beberapa poin penting dalam Asta Cita yang berkaitan dengan koperasi, antara lain swasembada pangan, pengembangan industri agromaritim berbasis koperasi, serta industrialisasi hilirisasi melalui koperasi.

Komitmen untuk mewujudkan industrialisasi hilirisasi ini ditekankan oleh Budi Arie sebagai bagian dari prioritas kerja Kementerian Koperasi dan UKM. Program-program utama yang telah dirancang berfokus pada dua sasaran, yakni meningkatkan kinerja usaha koperasi serta meningkatkan partisipasi masyarakat dalam perkoperasian.

Berdasarkan data yang ada, jumlah masyarakat Indonesia yang telah bergabung dalam koperasi hampir mencapai 30 juta orang. Meskipun angka ini cukup besar, Menkop menilai bahwa masih terdapat ruang yang luas untuk pertumbuhan. Ia membandingkan kondisi ini dengan Amerika Serikat yang berhaluan kapitalis, namun telah memiliki lebih dari 150 juta anggota koperasi.

Dalam upaya pengembangan koperasi di Indonesia, berbagai tantangan masih harus dihadapi. Tantangan tersebut mencakup skala usaha yang sebagian besar masih bersifat mikro, tata kelola koperasi yang belum sepenuhnya modern, serta kurangnya profesionalisme dalam pengelolaan sumber daya manusia (SDM) koperasi.

Selain itu, regenerasi dalam koperasi juga masih minim, ditambah dengan keterbatasan akses modal serta rendahnya nilai tambah produk yang dihasilkan oleh koperasi. Oleh karena itu, sebagai langkah strategis, Menkop berencana mengajak generasi muda untuk lebih aktif dalam berkoperasi. Dalam waktu dekat, ia akan melakukan pertemuan dengan kelompok pemuda guna membangkitkan semangat berkoperasi di kalangan mereka.

Meskipun berbagai tantangan tersebut ada, Menkop tetap optimistis terhadap perkembangan koperasi di Indonesia. Ia menyebutkan bahwa beberapa koperasi telah menunjukkan potensi besar untuk berkembang pesat, seperti Koperasi Pondok Pesantren (Kopontren) Sidogiri, Kopontren Al Ittifaq, serta Koperasi Mambo Mina Mekar.

Dengan adanya dukungan dari berbagai pihak, termasuk Muslimat NU, Menkop yakin bahwa akan semakin banyak koperasi unggulan yang mampu berkontribusi besar terhadap perekonomian nasional. Ia berharap agar Muslimat NU turut serta dalam mengembangkan koperasi dengan lebih masif di berbagai daerah.

Sebagai bentuk dukungan konkret, Kementerian Koperasi dan UKM berkomitmen untuk memperkuat kapasitas sumber daya manusia serta memberikan kemudahan akses pembiayaan bagi koperasi di bawah naungan Muslimat NU. Selain itu, pendampingan juga akan dilakukan agar koperasi yang dikelola oleh Muslimat NU dapat bersaing secara lebih kompetitif di pasar domestik.

Dalam kesempatan tersebut, Ketua Umum PP Muslimat NU, Khofifah Indar Parawansa, mengapresiasi komitmen Kementerian Koperasi dan UKM yang secara khusus memberikan perhatian terhadap pengembangan koperasi Muslimat NU. Ia mengungkapkan bahwa saat ini terdapat 150 Koperasi Primer serta lebih dari 500 tempat pelayanan koperasi yang berada di bawah naungan organisasi tersebut.

Sebagai tindak lanjut dari komitmen yang telah disampaikan, Menkop juga memberikan arahan agar daftar koperasi Muslimat NU segera disusun dan diajukan untuk mendapatkan dukungan pembiayaan. Ia meyakini bahwa koperasi yang dikelola oleh para kader Muslimat NU dapat berkembang dengan baik, mengingat peran aktif perempuan dalam pengelolaan ekonomi berbasis komunitas.

Melalui kerja sama antara pemerintah dan Muslimat NU, diharapkan koperasi dapat semakin berkembang dan memberikan manfaat bagi lebih banyak masyarakat. Dengan demikian, pemerataan ekonomi umat yang menjadi tujuan utama dari gerakan koperasi dapat terwujud secara optimal.

By admin 2

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *