Hai sobat Tajuk Mu! Sempatkah kalian mendengar sebutan DNR ataupun Do Not Resuscitate? Sebutan ini kerap timbul dalam dunia kedokteran serta berhubungan dengan keputusan besar tentang hidup serta mati. Untuk sebagian orang, DNR dapat jadi opsi yang susah, sedangkan untuk yang lain, ini merupakan keputusan yang diambil dengan penuh pertimbangan. Ayo, kita bahas lebih dalam tentang DNR supaya lebih menguasai maknanya!
Apa Itu DNR?
DNR merupakan singkatan dari Do Not Resuscitate, yang berarti” Jangan Jalani Resusitasi”. Ini merupakan perintah kedokteran yang menginstruksikan tenaga kesehatan buat tidak melaksanakan aksi resusitasi jantung serta paru (CPR) bila penderita hadapi henti jantung ataupun henti nafas. Keputusan ini umumnya terbuat oleh penderita ataupun keluarganya bersumber pada keadaan kedokteran serta harapan terhadap mutu hidup.
Mengapa Seorang Memilah DNR?
Keputusan buat mempraktikkan DNR umumnya didasarkan pada sebagian pertimbangan. Penderita dengan penyakit kronis ataupun dalam keadaan halte kerap memilah DNR sebab mereka mau menjauhi prosedur kedokteran yang menyakitkan serta memperpanjang penderitaan. Sebagian pula yakin kalau wafat secara natural tanpa intervensi kedokteran yang kasar merupakan opsi yang lebih manusiawi.
Gimana Proses Penetapan DNR?
Penetapan DNR tidak dapat dicoba sembarangan. Umumnya, penderita, keluarga, serta dokter wajib berdiskusi secara mendalam tentang keadaan kesehatan penderita, prognosis, dan mungkin akibat resusitasi. Dokumen DNR wajib ditandatangani oleh dokter yang menjaga penderita serta disertakan dalam rekam kedokteran supaya tenaga kedokteran lain mengenali keputusan ini.
Apakah DNR Berarti Menyerah?
Banyak orang mengira kalau memilah DNR berarti menyerah terhadap penyakit. Sementara itu, keputusan ini lebih kepada menghargai kemauan penderita buat mempunyai akhir kehidupan yang lebih damai. DNR tidak berarti penderita tidak menerima perawatan lain. Mereka masih dapat memperoleh penyembuhan yang membuat mereka lebih aman, semacam perawatan paliatif.
Perbandingan DNR serta Perawatan Paliatif
Kerap kali, DNR berhubungan dengan perawatan paliatif, namun keduanya berbeda. DNR cuma berlaku buat aksi resusitasi, sebaliknya perawatan paliatif bertujuan buat tingkatkan mutu hidup penderita dengan mengelola rasa sakit serta indikasi lain. Penderita dengan DNR senantiasa dapat memperoleh perawatan paliatif yang optimal supaya merasa lebih aman.
Siapa yang Berhak Memastikan DNR?
Pada biasanya, keputusan DNR terbuat oleh penderita yang masih sadar serta sanggup berpikir jernih. Tetapi, bila penderita tidak bisa membuat keputusan sendiri, keluarga terdekat ataupun wali legal bisa membagikan persetujuan sehabis berdiskusi dengan dokter. Sebagian negeri mempunyai ketentuan hukum yang mengendalikan siapa yang berhak membagikan keputusan ini.
Apakah DNR Sah di Indonesia?
Di Indonesia, konsep DNR masih jadi perdebatan dalam dunia kedokteran serta hukum. Sebagian rumah sakit bisa jadi mengizinkan DNR dengan persetujuan penderita serta keluarga, namun regulasi yang jelas masih terus dikaji. Keputusan ini pula kerap mengaitkan aspek etika serta agama, yang buatnya terus menjadi lingkungan.
Gimana Mengantarkan Keputusan DNR?
Membicarakan DNR dengan keluarga dapat jadi perihal yang emosional. Bila kalian ataupun orang terdekatmu mau membuat keputusan ini, berarti buat berdialog dengan dokter serta keluarga dengan jujur. Yakinkan seluruh pihak menguasai alibi serta akibatnya supaya keputusan ini dapat diterima dengan baik.
Kesimpulan
DNR merupakan keputusan kedokteran yang menginstruksikan tenaga kesehatan buat tidak melaksanakan resusitasi bila penderita hadapi henti jantung ataupun nafas. Keputusan ini kerap diambil oleh penderita dengan keadaan halte buat menjauhi aksi kedokteran yang menyakitkan. Walaupun susah, DNR bukan berarti menyerah, melainkan memilah akhir kehidupan yang lebih damai. Di Indonesia, ketentuan menimpa DNR masih tumbuh, sehingga berarti buat berdiskusi dengan dokter serta keluarga saat sebelum membuat keputusan ini.