Tajuk Mu – Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Kemendes PDT) menjalin kerja sama strategis dengan Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) guna memperkuat pembangunan desa yang inklusif serta berkelanjutan. Kemitraan ini bertujuan untuk meningkatkan peran perempuan dalam pembangunan sosial dan ekonomi di pedesaan.
Menteri Desa dan PDT, Yandri Susanto, menyampaikan bahwa kolaborasi ini menjadi langkah konkret dalam mewujudkan pembangunan desa yang lebih baik. Menurutnya, sinergi antara Kemendes PDT dan Muslimat NU dapat menjadi jembatan yang kokoh dalam menciptakan pembangunan yang berkelanjutan serta mengakomodasi kepentingan seluruh elemen masyarakat desa. Pernyataan tersebut disampaikan dalam sebuah keterangan resmi di Jakarta pada Jumat.
Sebagai tanda dimulainya kerja sama tersebut, dilakukan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Kemendes PDT dan Muslimat NU. Acara ini berlangsung di Surabaya, Jawa Timur, pada Kamis (13/2) dengan Ketua Umum Muslimat NU, Khofifah Indar Parawansa, turut hadir dalam prosesi tersebut.
Menteri Yandri menjelaskan bahwa kerja sama ini memiliki nilai penting, terutama dalam hal pemberdayaan perempuan di desa. Menurutnya, perempuan memiliki peran signifikan dalam pembangunan, tidak hanya dalam aspek sosial tetapi juga ekonomi. Ia menambahkan bahwa peningkatan peran perempuan dalam pembangunan akan membawa dampak positif yang berkelanjutan bagi masyarakat luas.
Selain itu, ia menekankan bahwa pemberdayaan perempuan tidak hanya sekadar memberikan keuntungan bagi individu yang bersangkutan, tetapi juga berkontribusi terhadap kesejahteraan keluarga secara keseluruhan. Perempuan dinilai memiliki peran strategis dalam memastikan kualitas pendidikan, kesehatan, serta stabilitas ekonomi rumah tangga.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Menteri Yandri dalam arahannya saat menghadiri Kongres ke-XVIII Muslimat NU di Kota Surabaya pada Kamis (13/2). Dalam kesempatan tersebut, ia menggarisbawahi pentingnya partisipasi aktif perempuan dalam pembangunan desa, khususnya dalam ketahanan pangan. Namun, ia juga menekankan bahwa keterlibatan perempuan harus tetap menghormati nilai-nilai budaya yang telah diwariskan oleh masyarakat desa secara turun-temurun.
Lebih lanjut, ia berharap bahwa pemerintah desa mampu mengakomodasi kepentingan seluruh lapisan masyarakat tanpa adanya diskriminasi berdasarkan gender. Menurutnya, perempuan tidak boleh hanya dianggap sebagai pelengkap dalam pembangunan desa, melainkan sebagai bagian integral dari proses pembangunan itu sendiri.
Dalam pernyataan resminya, Menteri Yandri menegaskan bahwa desa memerlukan perhatian serius dalam berbagai aspek, seperti peningkatan ekonomi, pendidikan, kesehatan, serta pemberdayaan masyarakat. Oleh karena itu, melalui kerja sama yang telah dijalin, diharapkan desa-desa di Indonesia dapat berkembang menjadi lebih mandiri, maju, dan sejahtera.
Kemitraan antara Kemendes PDT dan Muslimat NU ini diharapkan mampu membawa perubahan nyata dalam upaya menciptakan desa yang lebih kuat dan inklusif. Dengan adanya dukungan dari berbagai pihak, pembangunan desa dapat semakin dipercepat, serta mampu memberikan manfaat yang luas bagi seluruh masyarakat desa.