Tajuk Mu – Hamas menegaskan bahwa kesepakatan gencatan senjata dengan Israel akan terus diimplementasikan sebagaimana yang telah ditandatangani. Pernyataan ini disampaikan pada Kamis (13/2), dengan penekanan bahwa pertukaran tawanan Palestina dan sandera Israel akan dilakukan sesuai jadwal yang telah disepakati.
Dalam pernyataan resminya, Hamas mengungkapkan bahwa delegasi mereka telah mengadakan pertemuan di Kairo bersama para mediator guna membahas pelaksanaan kesepakatan tersebut. Fokus utama dalam pembicaraan ini adalah memastikan bahwa seluruh ketentuan dalam perjanjian gencatan senjata dapat dijalankan sepenuhnya.
Hamas menyoroti bahwa pembicaraan dengan para mediator menekankan pentingnya penyediaan tempat tinggal bagi warga Gaza, terutama bagi mereka yang terdampak oleh konflik berkepanjangan. Selain itu, juga dibahas mengenai pengiriman rumah prefabrikasi, tenda, peralatan berat, pasokan medis, bahan bakar, serta distribusi bantuan kemanusiaan yang menjadi bagian dari kesepakatan.
Para mediator dari Mesir dan Qatar, menurut Hamas, telah menyatakan komitmen mereka dalam mengatasi berbagai hambatan yang muncul dalam implementasi perjanjian ini. Mereka juga berupaya untuk memperkecil kesenjangan antara kedua belah pihak agar kesepakatan dapat berjalan tanpa kendala yang berarti.
Namun, pada Senin (10/2), Hamas mengumumkan bahwa proses pembebasan sandera yang semula dijadwalkan berlangsung pada Sabtu (15/2) harus mengalami penundaan hingga pemberitahuan lebih lanjut.
Penundaan ini mendapat respons keras dari Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu. Pada Selasa (11/2), Netanyahu menyatakan bahwa jika Hamas tidak memenuhi tenggat waktu yang telah ditentukan, Israel tidak akan ragu untuk melanjutkan pertempuran dengan intensitas tinggi. Pernyataan tersebut disampaikan tanpa menyebutkan jumlah sandera yang seharusnya dibebaskan sesuai perjanjian.
Situasi semakin memanas setelah Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengusulkan agar Israel mempertimbangkan untuk membatalkan kesepakatan gencatan senjata secara keseluruhan. Trump menegaskan bahwa seluruh sandera seharusnya telah dibebaskan paling lambat pada Sabtu siang waktu setempat. Ia bahkan menyatakan bahwa jika tenggat waktu tidak dipenuhi, maka ia tidak akan menghalangi terjadinya eskalasi yang lebih besar di wilayah tersebut.
Keputusan Hamas untuk menunda pembebasan sandera menimbulkan berbagai reaksi di tingkat internasional. Sebagian pihak menilai bahwa langkah ini bisa memperumit situasi dan mempersulit proses perdamaian. Sementara itu, beberapa negara terus mendorong agar kedua belah pihak tetap berkomitmen pada kesepakatan yang telah disepakati guna menghindari eskalasi konflik lebih lanjut.
Dengan dinamika yang terus berkembang, peran para mediator seperti Mesir dan Qatar menjadi sangat krusial dalam menjembatani perbedaan antara Hamas dan Israel. Harapan untuk mencapai solusi damai masih tetap ada, meskipun tantangan dalam implementasi perjanjian gencatan senjata terus bermunculan.