Evakuasi Beruang Madu di Bengkulu Tengah: BKSDA Pasang Perangkap untuk Keamanan Warga

Evakuasi Beruang Madu di Bengkulu Tengah: BKSDA Pasang Perangkap untuk Keamanan Warga

Tajuk Mu – Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu-Lampung mengambil langkah cepat dengan mengerahkan tim patroli guna melakukan pengecekan sekaligus memasang perangkap untuk menangkap beruang madu yang muncul di perkebunan warga Desa Padang Tambak, Kecamatan Karang Tinggi, Kabupaten Bengkulu Tengah. Keputusan tersebut diambil setelah laporan dari masyarakat yang merasa resah dengan kehadiran satwa liar tersebut di sekitar permukiman mereka.

Menurut Kepala Satuan Polisi Hutan BKSDA Bengkulu-Lampung, Pirmansyah, kemunculan beruang madu di wilayah perkebunan warga sebenarnya terjadi di habitat aslinya. Namun, karena lokasinya berdekatan dengan pemukiman dan dikhawatirkan dapat membahayakan masyarakat, pihaknya segera menugaskan tim untuk menangani situasi ini. Ia juga mengimbau agar warga di Desa Padang Tambak tetap waspada saat beraktivitas di perkebunan untuk menghindari kemungkinan serangan dari satwa liar tersebut.

Keberadaan beruang madu berukuran besar yang muncul di sekitar area perkebunan warga menjadi perhatian serius, terutama karena jaraknya yang tidak jauh dari rumah-rumah penduduk. Kekhawatiran masyarakat semakin meningkat karena adanya potensi serangan mendadak dari hewan tersebut. Oleh karena itu, langkah pencegahan berupa pemasangan perangkap diambil oleh BKSDA agar beruang madu dapat dievakuasi dengan aman ke habitat yang lebih jauh dari permukiman.

Selain menangani kasus beruang madu, BKSDA Bengkulu-Lampung juga terus melakukan pemantauan terhadap keberadaan harimau sumatera di beberapa lokasi. Sejak 8 Januari 2025, tim BKSDA tetap memantau pergerakan harimau dengan mengumpulkan laporan dari warga mengenai jejak atau tanda-tanda kemunculan satwa tersebut. Jika ada indikasi baru, pihaknya akan kembali turun ke lapangan untuk mengevaluasi apakah perlu dilakukan pemasangan perangkap tambahan.

Pemantauan terhadap harimau sumatera ini dilakukan secara berkala meskipun tiga perangkap yang sebelumnya telah dipasang kini telah dinonaktifkan. Keputusan ini diambil setelah salah seorang warga Desa Tunggal Jaya, Kecamatan Teras Terunjam, Kabupaten Mukomuko, ditemukan meninggal dunia di area perkebunan sawit. Dugaan sementara menyebutkan bahwa korban menjadi sasaran serangan harimau sumatera. Selain itu, beberapa hewan ternak milik warga di Desa Mekar Jaya, yang berbatasan dengan Desa Tunggal Jaya, juga ditemukan mati akibat serangan hewan buas tersebut.

BKSDA Bengkulu-Lampung terus berupaya menjaga keseimbangan ekosistem sekaligus memastikan keamanan masyarakat yang tinggal di dekat habitat satwa liar. Langkah-langkah seperti pemasangan perangkap, pemantauan intensif, serta edukasi kepada warga mengenai cara menghadapi keberadaan satwa liar menjadi bagian dari strategi mereka dalam mengelola konflik manusia dan satwa.

Diharapkan dengan langkah-langkah yang telah diambil, baik beruang madu maupun harimau sumatera dapat dievakuasi ke tempat yang lebih aman tanpa harus membahayakan penduduk setempat. Masyarakat juga diminta untuk terus berkoordinasi dengan pihak BKSDA jika menemukan tanda-tanda keberadaan satwa liar di sekitar pemukiman mereka.

By admin 2

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *