Tajuk Mu – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Blora, Jawa Tengah, bersama tim gabungan telah melakukan penanganan terhadap sumur minyak tua yang menyemburkan campuran air, minyak, dan gas bumi di Desa Ngraho, Kecamatan Kedungtuban. Langkah ini diambil guna mencegah dampak buruk bagi masyarakat serta lingkungan sekitar.
Menurut Agung Triyono dari Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Blora, peristiwa tersebut diketahui terjadi pada Kamis (13/2) sekitar pukul 07.00 WIB. Lokasinya berjarak sekitar 10 meter dari sumur yang dikelola oleh Pertamina PT KSO Field (Caluk 1). Warga setempat yang tengah mencari rumput di sekitar sawah menjadi pihak pertama yang menyadari kejadian ini setelah mencium bau gas yang cukup menyengat dari jarak sekitar 20 meter.
Sumur minyak tua yang berada di lahan milik Perhutani tersebut dilaporkan mengalami flowing, yakni kondisi di mana cairan di dalam sumur mengalir secara alami. Fenomena ini menyebabkan semburan campuran air, minyak, dan gas yang mencapai ketinggian sekitar sembilan meter. Selain itu, retakan tanah juga ditemukan di sekitar sumur, dengan minyak bercampur air yang mengalir ke permukaan.
Setelah menerima laporan dari warga, tim gabungan segera dikerahkan ke lokasi untuk melakukan tindakan lebih lanjut. Kasus serupa ternyata pernah terjadi sebelumnya, bahkan pada tahun 2024 sumur ini sempat mengalami kondisi yang sama. Pengeboran juga pernah dilakukan di sekitar lokasi ini oleh PT KSO Field pada tahun 2010 dengan kode sumur Caluk 1 di bawah naungan Pertamina.
Hingga tanggal 14 Februari, aliran air bercampur minyak dan gas dilaporkan masih mengalir ke Sungai Uyah di Dukuh Kedinding serta Sungai Gelandangan hingga mencapai Desa Wado, Kedungtuban. Pada pukul 23.10 WIB di hari yang sama, semburan dari sumur pertama berhenti, tetapi berpindah ke titik sumur tua lainnya yang berada di sisi selatan lokasi semburan awal.
Keesokan harinya, pada 14 Februari sekitar pukul 07.30 WIB, kembali terpantau semburan gas yang bercampur dengan air dan minyak dengan ketinggian sekitar satu meter. Hingga saat ini, petugas gabungan beserta pihak Pertamina PT KSO Field masih terus berupaya melakukan penanganan dengan memasang barrier atau oil boom di sepanjang aliran Sungai Kedinding hingga titik terjauh aliran air. Delapan titik barrier telah dipasang, dan jumlahnya akan ditambah jika situasi mengharuskannya guna mencegah dampak lebih luas.
Dengan langkah-langkah ini, diharapkan semburan minyak, gas, dan air dari sumur tua dapat ditangani dengan baik, sehingga tidak menimbulkan ancaman bagi warga maupun lingkungan sekitar.