Tajuk Mu – Sebuah tim peneliti internasional baru-baru ini mengumumkan penemuan fosil dinosaurus di Taipinggang, Kota Sihui, Provinsi Guangdong, yang melibatkan pakar dari Universitas Geosains China (Beijing), Museum Alam Kanada, dan Museum Kota Sihui. Fosil-fosil yang ditemukan tersebut menunjukkan ciri khas dinosaurus paruh bebek, dengan karakteristik yang membedakannya dari jenis dinosaurus lainnya. Untuk memperdalam studi dan mengamati struktur fosil secara lebih detail, fosil tersebut menjalani proses pemindaian dan rekonstruksi tiga dimensi (3D) yang memungkinkan pengamatan dari berbagai sudut pandang.

Menurut penjelasan yang diberikan oleh Wang Donghao, seorang mahasiswa doktoral di Universitas Geosains China (Beijing), tulang belakang fosil yang ditemukan menunjukkan bahwa spesimen tersebut belum sepenuhnya menyatu, yang mengindikasikan bahwa fosil itu berasal dari dinosaurus yang masih berada pada tahap subdewasa. Diperkirakan, dinosaurus ini memiliki panjang sekitar 8 meter saat itu, dan diperkirakan akan mencapai lebih dari 10 meter ketika dewasa. Fosil-fosil yang ditemukan terdiri dari beberapa bagian tubuh, termasuk ruas tulang belakang, ruas tulang ekor, humerus, ilium, tulang paha, dan tibia.

Fosil-fosil ini diyakini berasal dari subfamili Lambeosaurinae, yang merupakan bagian dari dinosaurus paruh bebek yang hidup sekitar 70 juta tahun lalu pada Periode Kapur. Penemuan ini menjadi yang pertama di China selatan dan merupakan yang paling selatan di Asia Timur yang ditemukan hingga saat ini. Dalam penelitian tersebut, ditemukan bahwa dinosaurus Lambeosaurinae memiliki puncak tengkorak khas yang terbentuk dari tulang hidung yang memanjang dan berongga. Para ilmuwan berpendapat bahwa struktur tengkorak tersebut kemungkinan berfungsi untuk menghasilkan suara, yang mirip dengan alat musik tiup, yang digunakan untuk berkomunikasi antar anggota spesies tersebut.

Xing Lida, seorang ahli paleontologi yang terlibat dalam penelitian ini dan juga lektor kepala di Universitas Geosains China (Beijing), menyatakan bahwa penemuan fosil Lambeosaurinae di Sihui menunjukkan adanya hubungan evolusioner yang erat antara fosil tersebut dengan yang ditemukan di Amerika Utara. Ia menjelaskan bahwa duri-duri saraf pada tulang belakang dinosaurus tersebut memiliki bentuk yang ramping dan memanjang, suatu karakteristik yang biasa ditemukan pada fosil-fosil Lambeosaurinae yang berasal dari Amerika Utara. Hal ini memberikan petunjuk bahwa kelompok dinosaurus ini mungkin telah bermigrasi dari Amerika Utara ke Asia melalui Selat Bering pada akhir Periode Kapur.

Xing juga menekankan pentingnya penemuan ini sebagai bukti penting mengenai penyebaran dinosaurus dari Amerika Utara ke Asia pada masa itu. Ia menambahkan bahwa temuan fosil ini memberikan kontribusi besar bagi studi biogeografi dan memiliki potensi besar untuk memperkaya pengetahuan kita tentang kondisi ekologi di berbagai kawasan sebelum terjadinya kepunahan massal yang menandai akhir dari Periode Kapur.

Penemuan ini memberikan wawasan baru dalam pemahaman tentang evolusi dan migrasi dinosaurus di zaman prasejarah. Selain itu, hal ini juga berfungsi sebagai sumber berharga untuk mempelajari bagaimana kondisi lingkungan dan ekologi mempengaruhi penyebaran spesies di bumi. Penelitian tentang fosil-fosil ini kini dipublikasikan dalam jurnal paleontologi internasional, Historical Biology, yang memberikan pengakuan lebih lanjut terhadap pentingnya temuan tersebut dalam dunia ilmu pengetahuan.

By admin 2

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *